Pekerjaan Layak Dan Pertumbuhan Ekonomi
Industri, Inovasi, Dan Infrastruktur
Kota Dan Pemukiman Yang Berkelanjutan
Pariwisata menjadi salah satu sektor yang memiliki pengaruh untuk mendorong bergeraknya roda perekonomian suatu daerah. Setiap daerah saling berlomba-lomba untuk meningkatkan daya tarik di bidang pariwisata, salah satunya Kota Sawahlunto di Provinsi Sumatera Barat. Pemerintah Kota Sawahlunto menjadikan beberapa bekas lahan tambang untuk digunakan sebagai tempat wisata dengan membuat sebuah inovasi yang dinamakan "Just Not Green". Inovasi "Just Not Green" merupakan pemanfaatan bekas lahan tambang terbuka untuk dijadikan sebuah hamparan yang memberikan nilai guna dan nilai manfaat, seluas 363,4 Ha di daerah Kandi dan Tanah Hitam yang diserahkan oleh PT. BA-UPO pada tahun 2014.[1]
Melalui inovasi "Just Not Green", Pemerintah Kota Sawahlunto bermaksud untuk menjadikan kawasan bekas tambang yang awalnya tidak produktif menjadi kawasan wisata yang nyaman untuk dikunjungi. Tidak hanya sekedar hijau, namun lahan bekas tambang dan batubara tersebut dapat digunakan menjadi berbagai macam objek wisata yang dapat mengundang wisatawan untuk berkunjung ke area bekas tambang ini.[2]
Pada tahun 2016, Pemerintah Kota Sawahlunto membuka Taman Satwa Kandi dan mengoperasionalkannya pada awal tahun 2017. Selain Taman Wisata Kandi, Pemerintah Kota Sawahlunto juga membuat Arena Road Race, Camping Ground, Kebun Buah, Ruang Terbuka Hijau, dan tempat wisata lainnya.[3] Melalui inovasi "Just Not Green" pada tahun 2017, Kemendagri menilai Pemerintah Kota Sawahlunto layak untuk terpilih sebagai nominasi penerima award yang telah melakukan banyak terobosan inovasi untuk memajukan daerah dan memberikan efek baik untuk pariwisata dan ekonomi masyarakat.[4] Tujuan dari adanya inovasi "Just Not Green" antara lain adalah untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Sawahlunto setiap tahunnya, dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisata ini akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi masyarakatnya dari sektor perdagangan, penginapan, restoran, serta sektor jasa kepariwisataan, serta membuka lapangan kerja baru di sektor pariwisata sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di Lingkungan Pemerintah Kota Sawahlunto secara menyeluruh.[5]
Program inovasi "Just Not Green" ini berkontribusi dalam beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), yaitu TPB 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), TPB 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur), dan TPB 11 (Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan). Melalui inovasi di bidang pariwisata yang dibentuk oleh Pemerintah Kota Sawahlunto, ini dapat memberikan peluang untuk masyarakatnya mendapatkan pekerjaan yang layak di sektor pariwisata sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi Kota Sawahlunto. Dengan inovasi ini pula, Kota Sawahlunto berhasil menyediakan ruang publik dan ruang terbuka hijau yang aman bagi masyarakat dan wisatawan dengan memanfaatkan kembali lahan bekas pertambangan yang sudah ada sebelumnya.
Sumber:
[1] Kota Sawahlunto. (2020). Just Not Green. Diakses dari https://tuxedovation.inovasi.litbang.kemendagri.go.id/detail_inovasi/26579
[2] Hidayah. (2018). Pembangunan Penuh Inovasi ala Sawahlunto. Diakses dari https://indonesiadevelopmentforum.com/2019/knowledge-center/detail/4395-pembangunan-penuh-inovasi-ala-sawahlunto
[3] Kota Sawahlunto. (2020). Just Not Green. Diakses dari https://tuxedovation.inovasi.litbang.kemendagri.go.id/detail_inovasi/26579
[4] Pemerintah Kota Sawahlunto. (2017). Tahap Penentuan Pemenang Penghargaan Pemerintah Daerah Inovatif 2017. Diakses dari https://portal.sawahluntokota.go.id/tahap-penentuan-pemenang-penghargaan-pemerintah-daerah-inovatif-2017/
[5] Kota Sawahlunto. (2020). Just Not Green. Diakses dari https://tuxedovation.inovasi.litbang.kemendagri.go.id/detail_inovasi/26579
Sumber Gambar: https://www.raunsumatra.com/home/blog/wisata-kandi-sawahlunto/
Kontributor:
