CLOSE
BREXIT, Inovasi Peningkatan Kemandirian Penyandang Disabilitas Netra di Kota Malang
Kota Malang
Provinsi Jawa Timur

Kehidupan Sehat Dan Sejahtera

Berkurangnya Kesenjangan


Pemerintah Kota Malang menyelenggarakan inovasi pelayanan publik bagi penyandang disabilitas netra yaitu Brexit. Brexit yang merupakan kepanjangan dari Braille E Ticket and Extraordinary Access for Visual Disabilities ini adalah wujud komitmen Kota Malang atas layanan yang inklusif dan wujud komitmen keberpihakan kepada kelompok minoritas secara khusus kelompok disabilitas netra. Pada kali pertama digagas pada 2017, Brexit diperuntukkan bagi warga Rehabilitasi Sosial Bina Netra Malang (RSBN) yang kemudian diterapkan pada Puskesmas Janti Kota Malang.[1].

Dalam pemberian layanannya, Brexit menyediakan fasilitas antara lain papan yang bertuliskan huruf Braille di puskesmas, jalan khusus guiding block, dan karpet jalur pemandu bagi penyandang disabilitas netra. Melalui Brexit, penyandang disabilitas netra yang berkunjung ke puskesmas dapat secara mandiri mengakses layanan yang ada, seperti mendaftarkan diri untuk pemeriksaan, mengambil obat, hingga membaca tutorial resep obat. Selain itu, untuk memandirikan pasien penyandang disabilitas netra dalam membaca resep obat, inovasi Brexit juga memfasilitasi penulisan etiket obat dengan huruf braille sehingga informasi seperti nama pasien, nama obat, dosis, kegunaan, tanggal peracikan dan tanggal kadarluasa dapat diketahui secara mudah tanpa ada ketergantungan terhadap pendamping pasien [2]. Kedepannya inovasi ini diharapkan dapat turut diterapkan di seluruh puskesmas di Kota Malang.


Papan Brexit di Puskesmas Janti Kota Malang

Sejak dilaksanakan pada 2017, Brexit memberikan dampak yang signifikan bagi kemandirian penyandang disabilitas netra. Pada tahun pertama, angka kemandirian dalam mengakses pelayanan kesehatan meningkat secara signifikan dari 5% menjadi 71,06%, begitu pun angka  kemandirian dalam memahami aturan minum obat (dari 3% menjadi 74,17%). Pada tahun kedua pelaksanaan, capaian terus meningkat menjadi 83,11 % untuk angka kemandirian dalam mengakses pelayanan kesehatan dan 86,17 % untuk kemandirian memahami aturan minum obat [3]. Brexit telah memberikan kontribusi terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) 3 “Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan”, yang salah satu targetnya adalah mencapai cakupan layanan kesehatan universal, akses terhadap obat-obatan dan vaksin yang aman, efektif, berkualitas dan terjangkau bagi semua. Selain itu , inovasi ini juga turut berkontribusi pada pencapaian TPB 10 “Mengurangi Ketimpangan”, dengan memastikan kesempatan yang sama, mendorong adanya legislasi, kebijakan dan aksi yang sepantasnya. (LAS)

Sumber:

[1] (https://surabaya.bisnis.com/read/20190712/531/1123581/pemkot-malang-berikan-layanan-publik-berbasis-braille)

 [2] (https://www.malangtimes.com/baca/33999/20181210/184800/tak-hanya-berhenti-di-inovasi-brexit-saja-puskesmas-janti-bakal-jadi-puskesmas-ramah-semua-disabilitas)

[3] https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/brexit-permudah-akses-kesehatan-disabilitas-netra-kota-malang

https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/brexit-permudah-akses-kesehatan-disabilitas-netra-kota-malang

Foto:

https://www.freepik.com/premium-vector/blind-man-park_4349762.htm

https://www.jatimtimes.com/baca/199900/20190828/172500/melalui-brexit-puskesmas-janti-kota-malang-bakal-dapat-top-45-inovasi-pelayanan-publik-dari-jokowi


Kontributor:

Laura Andretha

Kota Jakarta Pusat, Provinsi DKI Jakarta

UCLG ASPAC

Ina Sahsan

Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat

LOCALISE SDGs UCLG ASPAC APEKSI

Knowledge Management Officer