CLOSE
Topi Anti DBD, Inovasi Tarakan dalam Mengurangi Risiko DBD Melalui Produksi Penutup Penampungan Air
Kota Tarakan

Kehidupan Sehat Dan Sejahtera

Air Bersih Dan Sanitasi Layak

Kota Dan Pemukiman Yang Berkelanjutan


Sepanjang Januari dan Oktober tahun 2012, pada Kota Tarakan terjadi 239 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan 4 penderita diantaranya meninggal dunia. Berdasarkan data tersebut, Dinas Kesehatan Kota Tarakan melalui Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) pun menyimpulkan bahwa angka terjadinya kasus DBD di Kota Tarakan tergolong cukup tinggi. Terlebih lagi, setiap tahun selalu ditemukan kasus DBD di Kota Tarakan pada setiap kelurahannya, minimal dalam tiga tahun terakhir. Kasus DBD yang terjadi di Kota Tarakan tentunya tak lepas dari kondisi cuaca Kota Tarakan yang memiliki curah hujan tinggi. 

Guna menanggulangi kasus DBD yang terjadi, Dinas Kesehatan Kota Tarakan pun mengambil langkah preventif, seperti melakukan pemantauan kasus DBD melalui Puskesmas secara berkala dan mencegah pengembangbiakan jentik nyamuk melalui program abatisasi. Meski kedua langkah tersebut dinilai cukup ampuh, Dinas Kesehatan Kota Tarakan tetap berinovasi untuk memutus rantai pengembangbiakan jentik nyamuk melalui cara yang lebih efektif, salah satunya melalui penciptaan Topi Anti DBD. Topi Anti DBD merupakan adaptasi dari model serupa di India, namun tidak dengan jala berinsektisida. Hal tersebut dikarenakan karakteristik Kota Tarakan yang dianggap memiliki kesamaan dengan India. Terlebih lagi, salah satu permasalahan yang terjadi di Kota Tarakan adalah sumber air bersih yang sulit diakses sehingga mayoritas masyarakat lokal memanfaatkan air hujan sebagai sumber air bersih yang ditampung di dalam penampungan air. Padahal di sisi lain, penampungan air menjadi tempat strategis bagi nyamuk dewasa untuk bertelur. 

Meski belum terdapat penelitian ataupun studi akademis yang mengkaji efektivitas Topi Anti DBD, namun alat tersebut telah terbukti mampu untuk mencegah masuknya nyamuk dewasa ke dalam penampungan air. Selain itu, Topi Anti DBD juga mudah untuk dibuat dengan bahan yang terjangkau oleh seluruh kalangan masyarakat. Dengan begitu, Topi Anti DBD ini diharapkan dapat menjadi pelopor dan prototipe praktik baik dalam menanggulangi kasus DBD pada kota-kota lainnya di Indonesia. Secara jangka panjang, inovasi Topi Anti DBD akan berkontribusi pada pencapaian TPB 3 “Kehidupan Sehat dan Sejahtera”, TPB 6 “Air Bersih dan Sanitas Layak”, dan TPB 11 “Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan”.

 

Sumber: Penulis. (2012, Desember 15). Endemis, Tarakan Kenalkan Topi Anti DBD. Jaringan Pemberitaan Nusantara Negeriku. Dapat diakses DISINI.

Foto: Kompasiana.com


Kontributor:

Dike Armelia Saviera

Kota Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta

UCLG ASPAC

Internship