CLOSE
Melaksanakan TPB Selama Masa Pandemi
October 19, 2020

Saat ini, dunia sedang menghadapi krisis kesehatan dan ekonomi karena adanya pandemi COVID-19. Pandemi ini juga akan berimbas pada sebagian besar Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB). Menurut Sustainable Development Report 2020, sejak tanggal 20 Juni 2020 sebanyak 463.000 orang di seluruh dunia meninggal karena COVID-19. Pandemi ini menyebabkan kemunduran yang signifikan bagi dunia untuk pencapaian TPB, khususnya untuk negara dan kelompok populasi miskin. Langkah-langkah yang telah diambil untuk menangani ancaman langsung COVID-19, termasuk penutupan banyak kegiatan ekonomi selama berminggu-minggu, telah menyebabkan krisis ekonomi global dengan hilangnya pekerjaan secara masif dan berdampak besar terutama pada kelompok rentan.

Lebih lanjut, SDR 2020 menjelaskan seperti di dalam TPB 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), semua negara perlu memperkuat kapasitas untuk peringatan dini, pengurangan risiko dan manajemen risiko kesehatan nasional dan global, karena tidak ada satupun negara yang mempunyai apa yang disebut herd immunity atau kondisi ketika sebagian besar orang dalam suatu kelompok telah memiliki kekebalan terhadap penyakit infeksi tertentu. Menurut Persatuan Bangsa-Bangsa, perlu ada pengembangan, ketersediaan, produksi, dan distribusi yang ditingkatkan segera antara lain:

  1. Peralatan pengujian laboratorium, reagen dan bahan pendukung serta infrastruktur untuk memastikan semua yang membutuhkan pengujian mendapatkannya untuk menurunkan transmisi dan memungkinkan respons nasional.
  2. Memastikan bahwa rantai pasokan medis dilindungi, diprioritaskan, dan terus berfungsi secara efisien dan bahwa produk ini didistribusikan berdasarkan kebutuhan.
  3. Diagnostik, obat-obatan dan vaksin baru untuk semua yang membutuhkan dan memastikan akses yang adil.
  4. Menghasilkan dan membagikan data global, penilaian situasi, informasi, pengetahuan, dan pembelajaran.

Selain itu, SDR 2020 menjelaskan bahwa penting untuk menempatkan TPB di setiap pembuatan kebijakan dalam merencanakan pemulihan pasca COVID-19, karena waktu akan sangat penting dalam pencapaian TPB untuk menyelamatkan kehidupan, ekosistem, dan juga menciptakan pemerintahan yang efektif. SDR 2020 menunjukkan bahwa kemajuan yang signifikan telah dicapai di banyak wilayah dan banyak tujuan selama lima tahun terakhir, dan negara-negara di Asia Timur dan Selatan khususnya mengalami kemajuan paling tinggi dalam hal skor Indeks TPB mereka. Negara-negara di kawasan ini juga berhasil menangani pandemi COVID-19 secara lebih efektif daripada di belahan dunia lain.

SDR 2020 juga menekankan akan pentingnya aksi internasional oleh pembuat kebijakan, bisnis, masyarakat sipil, dan komunitas ilmiah untuk dapat mempercepat identifikasi solusi untuk krisis yang akan terjadi di masa yang akan datang, serta untuk memperkuat globalisasi jangka panjang. Kemitraan internasional dan multisektoral yang lebih kuat juga dapat mendukung strategi mitigasi dengan berbagi praktik baik, dan membantu mencegah hal yang mengganggu di masa mendatang. Krisis kesehatan, ekonomi, dan sosial ini juga menuntut adanya peningkatan kolaborasi dan solidaritas internasional dalam mendukung negara-negara yang paling rentan.

Oleh karena itu, Persatuan Bangsa-Bangsa berkomitmen untuk bekerja untuk setiap negara, dan berikut adalah beberapa rekomendasi yang diberikan sebagai solusi berkelanjutan untuk mengatasi dampak dari pandemi COVID-19:

A. Langkah-langkah global untuk menyesuaikan besarnya krisis:

  1. Mengadvokasi dan mendukung implementasi yang berpusat pada manusia, inovatif, dan koordinasi paket stimulus yang mencapai poin persentase dua digit dari produk domestik bruto dunia.
  2. Menahan keinginan untuk menggunakan tindakan proteksionis. Ini adalah momen untuk menyesaikan hambatan perdagangan, mempertahankan perdagangan terbuka, dan membangun kembali rantai pasokan. Tindakan tarif dan non-tarif serta larangan ekspor, terutama yang diberlakukan pada obat-obatan dan produk terkait, akan memperlambat tindakan negara-negara untuk menahan virus.
  3. Mengambil langkah eksplisit untuk meningkatkan ekonomi negara berkembang.
  4. Memperkuat penyediaan keuangan publik internasional.
  5. To remove sanctions atau menghilangkan sanksi.

B. Mobilisasi regional

  1. Mengadopsi prinsip “Do No Harm” atau tidak merugikan dalam kebijakan perdagangan, memelihara konektivitas, dan memastikan koordinasi moneter-fiskal daerah.
  2. Ikut serta dengan sektor keuangan swasta untuk mendukung usaha bisnis.
  3. Membahas tantangan struktural dan memperkuat kerangka normatif untuk menangani risiko lintas batas.

C. Solidaritas nasional sangat penting untuk tidak meninggalkan siapa pun atau “no one left behind

  1. Melakukan stimulus fiskal dan dukungan untuk yang paling rentan.
  2. Lindungi Hak Asasi Manusia dan fokus pada inklusi.
  3. Dukungan untuk Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
  4. Mendukung pekerjaan yang layak.
  5. Mendukung pendidikan dan menjaga pendidikan yang berkualitas untuk anak-anak dan remaja
  6. Prioritaskan tindakan kohesi sosial atau penguatan kelompok masyarakat.

Melalui beberapa rekomendasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa segala sesuatu yang lakukan selama dan setelah krisis ini harus berfokus untuk membangun masyarakat yang lebih setara dan inklusif yang lebih tangguh dalam menghadapi pandemi, perubahan iklim, dan banyak tantangan lain yang akan dihadapi. Hal ini juga telah dituangkan di dalam Agenda 2030, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dan Perjanjian Paris tentang Perubahan Iklim. Negara-negara harus cepat dalam bergerak maju dalam implementasi komitmen bersama ini, terutama berinvestasi pada sumber daya manusia, kesehatan dan sistem perlindungan sosial, dan memanfaatkan peluang ekonomi yang lebih hijau dan lebih inklusif.

Sumber:

https://localisesdgs-indonesia.org/pengetahuan-tpb/bahan-bacaan-terkait-tpb-dalam-bahasa-inggris

https://unsdg.un.org/sites/default/files/2020-03/SG-Report-Socio-Economic-Impact-of-Covid19.pdf


Kontributor:

Ajeng Wulandari

Kota Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta

UCLG ASPAC

Intern

Ajeng Wulandari

Kota Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta

UCLG ASPAC

Intern