Perubahan iklim berdampak sangat luas pada kehidupan masyarakat dan sektor pembangunan. Kenaikan suhu bumi – yang disebabkan oleh aktivitas manusia – akan menimbulkan krisis di banyak sektor kehidupan. Pada tahun 2030, ditargetkan bahwa penurunan emisi Indonesia hingga tahun 2030 sebesar 29% dari Bussiness as Usual (BAU) dengan upaya sendiri dan sampai dengan 41% dengan bantuan internasional.
Terkait dengan visi ini, pada Rabu, 24 Februari 2021, Kementerian LHK mengadakan webinar yang bertajuk “Ketahanan Iklim, SDGs, & NDC” yang dihadiri oleh Dr. Ir. Ruandha Agung Sugadirman (Dirjen PPI KLHK), Ir. Sarwono Kusumaatmadja (Ketua DPPPI KLHK), Ir. Laksmi Dhewanthi (Staf Ahli Menteri LHK Bidang Industri), dan Dr. Ir. Arifin Rudiyanto (Deputi Bidang Kemaritiman dan SDA Kementerian PPN), yang lalu dimoderatorkan oleh Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo (Penasihat Senior Menteri LHK). Salah satu pembahasan utama yang diangkat pada webinar tersebut adalah mengenai pentingnya program-program berbasis kearifan lokal yang dilasanakan di tingkat akar rumput. Pada diskusi ini, ditekankan bahwa fenomena perubahan iklim akan sangat terkait dengan tiga sektor: sektor pangan, air, dan energi (food, energy, and water) (FEW). “Ketahanan iklim dan ketahanan FEW merupakan dua sisi mata uang yang sama. Kegagalan ketahanan iklim akan menjadi ganjalan terhadap ketahanan FEW dan begitu juga sebaliknya” seperti ujar salah satu pembicara webinar ini, Ir. Sarwono Kusumaatmadja–yang pernah menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan pada kurun awal 2000-an.
Lalu, diberikan contoh bahwa salah satu penerapan dari program tersebut adalah Program Kampung Iklim (ProKlim) yang juga diinisiasi oleh Kementerian LHK. ProKlim merupakan kegiatan yang memadukan upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim pada tingkat tapak–yaitu tingkat perdesaan–dengan melibatkan pemerintah daerah, masyarakat, dunia usaha, perguruan tinggi, dan lembaga non-pemerintah. ProKlim ditargetkan untuk diterapkan pada 20.000 perkampungan di seluruh Indonesia pada tahun 2024, dan diharapkan program ini, rencana penyerapan gas rumah kaca (GRK) dapat diadaptasi juga. Pada akhir 2020, 6 Kampung Iklim dianugerahkan penghargaan Trofi Proklim Lestari dan 24 Kampung Iklim dianugerahkan Trofi Proklim Utama, yang terpilih dari 2.775 lokasi Kampung Iklim di seluruh 33 provinsi di Indonesia.
ProKlim diimplementasikan melalui dua komponen utama program, yaitu komponen adaptasi dan komponen mitigasi. Komponen adaptasi mempunyai program-program yang terdiri dari: 1. Pengendalian kekeringan banjir, dan longsor; 2. Peningkatan ketahanan pangan; 3. Penanganan kenaikan muka laut, rob, dan abrasi; dan 4. Pengendalian penyakit terkait iklim. Komponen mitigasi mempunyai program-program yang terdiri dari: 1. Pengelolaan sampah, serta limbah padat dan cair; 2. Penggunaan energi baru terbarukan; 3. Budidaya pertanian rendah emisi GRK; 4. Peningkatan tutupan vegetasi; dan 4. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan. Setiap tahunnya, Kementerian LHK menghadiahkan penghargaan Proklim Lestari kepada lokasi-lokasi di mana Proklim dilaksanakan dengan baik.
Penerapan dari ProKlim itu sendiri banyak berkontribusi terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB). Secara umum, kegiatan ProKlim banyak memberikan kontribusi terhadap poin kehidupan sehat dan sejahtera (TPB 3), air bersih dan sanitasi layak (TPB 6), industri, inovasi, dan infrastruktur (TPB 9), perubahan iklim (TPB 13), pengentasan kemiskinan (TPB 1), pola konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab (TPB 12), serta ekosistem lautan (TPB 14). Pembangunan Kampung Iklim di seluruh Indonesia diharapkan juga dapat menjadi praktik baik mengenai TPB, yang saat ini juga sedang dikompilasi oleh LOCALISE SDGs sebagai database referensi bagi semua pemangku kepentingan.
Diharapkan, pencapaian penyelenggaraan ProKlim ini serta targetnya yang ambisius pada tahun 2024 dapat menjadi salah satu solusi dari tingkat tapak untuk menanggulangi permasalahan perubahan iklim yang multisektoral.
Daftar Pustaka:
Direktorat Adaptasi Perubahan Iklim, 2017. Laporan Inventarisasi Gas Rumah Kaca dan AMRV Nasional 2017. Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Direktorat Adaptasi Perubahan Iklim, 2017. Road Map Program Kampung Iklim (ProKlim): Gerakan Nasional Pengendalian Perubahan Iklim Berbasis Masyarakat. Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Kontributor: