Jakarta – Pandemi COVID-19 telah mengubah tatanan hidup penduduk dan berdampak pada semua kebijakan. Hal tersebut juga berdampak pada pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs), termasuk di Indonesia.
Pelaksanaan TPB telah memasuki tahun keenam sejak disahkan pada tahun 2015. Dengan hanya sembilan tahun tersisa untuk mencapai TPB pada batas waktu 2030, ada kebutuhan mendesak untuk bertindak mengakhiri kemiskinan, melindungi bumi ini, dan memastikan bahwa semua orang menikmati perdamaian dan kemakmuran.
Program ‘LOCALISE SDGs: Leadership, Ownership, and Capacities for Agenda 2030 Local Implementation and Stakeholders Empowerment’ yang didanai oleh Uni Eropa mendukung percepatan pencapaian TPB di Indonesia melalui advokasi kebijakan, pengembangan kapasitas, dan manajemen pengetahuan untuk 30 pemerintah daerah dan 5 asosiasi pemerintah daerah. Program ini telah dilaksanakan sejak tahun 2018 oleh United Cities and Local Governments Asia Pacific (UCLG ASPAC) bekerja sama dengan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) dan melibatkan asosiasi lain, seperti APPSI, APKASI, ADEKSI, dan ADKASI.
Konferensi yang diadakan hari ini menandai berakhirnya program LOCALISE SDGs. Dengan tema "Mendorong Percepatan Pemulihan Pandemi untuk Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan", acara ini menyoroti peran penting pemerintah daerah dalam memerangi pandemi dan pemulihan dari dampak ekonomi dan sosial, yang secara bersamaan membantu pencapaian TPB. Diperkirakan 65% dari 169 target yang menjadi bagian dari 17 TPB tidak akan tercapai tanpa keterlibatan pemerintah daerah.
Penyelenggaraan konferensi tersebut bertujuan untuk menyampaikan data dan informasi terkait hasil-hasil konkret yang telah dicapai oleh program LOCALISE SDGs dan pembelajaran kepada berbagai pemangku kepentingan, meluncurkan berbagai publikasi dan produk yang dapat diakses oleh publik, dan menunjukkan komitmen dari berbagai pihak yang telah terlibat dalam pelaksanaan program untuk melanjutkan upaya melokalkan dan mengimplementasikan TPB di Indonesia.
"Pandemi COVID-19 berdampak pada pencapaian TPB namun juga mendorong semakin perlunya kita mencapai TPB. Pemerintah daerah memiliki peran penting dalam memitigasi dampak COVID-19 pada setiap target TPB,” kata Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket.
"Uni Eropa bangga bahwa program LOCALISE SDGs yang didanai Uni Eropa dan dilaksanakan oleh UCLG ASPAC bekerja sama dengan APEKSI telah mampu mendukung pemerintah di bidang penting ini. Pemerintah daerah adalah pemain kunci dalam pencapaian TPB di Indonesia. Pencapaian TPB di daerah dapat memberikan dampak langsung dan positif bagi kehidupan masyarakat," tambahnya.
Menandai berakhirnya program, Dubes Piket secara simbolis menyerahkan berbagai hasil program LOCALISE SDGs berupa Buku Saku untuk Pemerintah Daerah dan DPRD mengenai peran mereka dalam pelaksanaan TPB di masa pandemi, hasil riset dan rekomendasi kebijakan lintas sektor, serta materi edukasi lainnya yang dapat digunakan oleh pemerintah daerah dan asosiasi pemerintah daerah.
Ada tiga talk show dalam acara ini yang membahas perspektif pemerintah pusat terhadap kontribusi LOCALISE SDGs, komitmen pemerintah daerah dan asosiasi pemerintah daerah pasca program LOCALISE SDGs, dan inspirasi dari pemerintah daerah di kawasan Asia Pasifik untuk Indonesia.
Erna Witoelar selaku Dewan Pembina Yayasan Pembangunan Berkelanjutan turut hadir memberikan keynote speech, dan Alissa Wahid selaku Duta SDGs Indonesia bertindak sebagai moderator rangkaian talkshow. Turut hadir dalam rangkaian acara ini antara lain Dr Bima Arya Sugiarto (Ketua Dewan Pengurus APEKSI dan Walikota Bogor), Dr H. Syarif Fasha, M.E, (Walikota Jambi), Deri Asta, S.H. (Walikota Sawahlunto), dan Marten Taha, S.E., M.Ec.Dev. (Walikota Gorontalo), yang mewakili pemerintah daerah dan asosiasi pemerintah daerah sebagai target program LOCALISE SDGs.
Beberapa pemerintah daerah di kawasan Asia Pasifik, seperti Kota Naga di Filipina, Kota Subang Jaya di Malaysia, dan Kota Hamamatsu di Jepang, juga hadir untuk berbagi pengalaman mereka pada sesi talkshow terakhir, untuk memberikan inspirasi bagi program pemulihan pandemi dan pelaksanaan TPB yang dapat diadaptasi oleh pemerintah daerah di Indonesia.
Acara diakhiri dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara UCLG ASPAC dengan tiga universitas terkemuka di Indonesia: Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Diponegoro. Sekretaris Jenderal UCLG ASPAC, Dr Bernadia Irawati Tjandradewi, mengatakan, “Penandatanganan MoU ini adalah bentuk komitmen UCLG ASPAC untuk melanjutkan dukungannya kepada Pemerintah Indonesia dan pemerintah daerah, bekerjasama dengan SDGs Center dari masing-masing universitas tersebut dan Asosiasi Pemerintah Daerah untuk terus melakukan kampanye, advokasi kebijakan, riset dan publikasi bersama terkait TPB setelah program LOCALISE SDGs berakhir. Inisiasi kemitraan ini sangat penting, mengingat kesuksesan pencapaian TPB di tahun 2030 membutuhkan upaya bersama dari semua pihak,” tambahnya.
Berikut adalah Program Booklet dari acara Final Conference LOCALISE SDGs: