Provinsi Papua adalah mitra @localise.sdgs yang mendapatkan kehormatan mengawali Pelatihan Lokal tahun 2019. Pelatihan Lokal berlangsung pada Rabu, 7 Agustus 2019 di Sasana Karya Building, Kantor Gubernur Papua, Kota Jayapura. Peserta terdiri dari berbagai pemangku kepentingan dari kalngan pemerintah, akademisi, swasta dan organisasi masyarakata seperti BPS Prov Papua, LBH Papua, BKMG Papua, Dinas Tenaga Kerja Papua, Dinas Komunikasi dan Informasi Papua,Taspen Bulog Papua, DAMRI Papua, KODAM XII/ Cendrawasih, TVRI Papua, Bappeda Jayawijaya, Bappeda Deiyai, Universitas Cendrawasih, UNICEF, Kadin Papua, dan WRI Indonesia.
Berbeda pada tahun pertama yang menitikberatkan pada kesadartahuan TPB, untuk tahun kedua tujuan aktivitas selama pelatihan lokal adalah untuk membekali Pemerintah Daerah agar lebih siap dalam implementasi/pelaksanaan TPB di wilayah masing-masing. Peserta pelatihan lokal mendapatkan materi berupa integrated assessment dan penulisan praktik baik TPB. Informasi lebih lanjut silahkan.
Kegiatan pelatihan pertama berupa intregrated assessment atau penilaian terintegrasi yang memberi ruang kepada para peserta untuk mengetahui keterkaitan tujuan-tujuan yang tercantum dalam TPB. Fasilitator memberikan alat bantu berupa gambar tematik, Kartu Memori SDGs (SDGs Memory Card), kertas plano dan alat tulis. Tema kekeringan dan tema pembangunan pesisir adalah dua gambar tematik yang digunakan dalam sesi ini. Peserta kemudian diminta untuk menganalisa gambar tersebut, terkait situasi yang ada dan kaitannya dengan tujuan TPB serta apa jalan keluarnya. Peserta terlihat antusias saat mengetahui keterkaitan langsung masalah kekeringan dengan pangan dan pertanian (02) dan ketersediaan air bersih (gol 6), tanpa kemiskinan (01), perubahan iklim (13) dan secara tidak langsung terkait dengan kemitraan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (17), serta keterkaitan antar tujuan yang ada.
Penulisan Praktik Baik adalah kegiatan kedua pada pelatihan lokal ini. Kegiatan ini mengarahkanvpara peserta untuk dapat mengindentifikasikan praktik baik yang mereka sudah miliki dan dikaitkan dengan salah satu satu dari 17 tujuan pembangunan yang ada. Pemilihan praktik baik berdasarkan gabungan kriteria yang berasal dari UCLG Learning dan APEKSI. Kriteria tersebut adalah no one left behind, terintegrasi, pendekatan berbasis kemitraan, pengelolaan bertingkat, akuntabilitas, dasar hukum dan durasi lebih dari dua tahun. Tujuan dari Penulisan Pratik Baik bukan hanya sebuah usaha untuk pendokumetasian secara sistematis tapi juga sebuah upaya pembelajaran dan pengenalan elemenn-elemen pembentuk keberhasilan dan kegagalan sebuah kegiatan, identifikasi replikasi serta peluang kerjasama serta. Sesi ini menjadikan para peserta melihat program kegiatan yang sudah dilakukan dengan perspectif berbeda. Beberapa contoh praktik baik yang teridentifikasikan oleh peserta adalah Angkutan Perintis (Transportasi Darat DAMRI), Program Cetak Sawah, Pengembangan Pariwisata Danau Sentani dan Kab. Asmat, Peningkatan Hasil Perikanan Darat, Pengembangan Komoditi Kopi, Malaria Center dan Jamban Sehat.
Berdasarkan Post Test yang dilakukan di akhir pelatihan, peserta menyatakan bahwa mereka menjadi lebih paham pengertian TPB dan pelaksanaannya di wilayah masing-masing. Salah satu peserta bahkan secara langsung menyatakan ketertarikan akan pendekatan pelatihan terkait TPB yang digunakan dalam pelatihan ini dan merencanakan untuk mencoba menggunakan pendekatakan ini dalam pekerjaannya bersama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.