Untuk mendukung penyusunan kebijakan yang lebih baik melalui data dan riset atau yang lebih dikenal sebagai Evidence Based Policy, Aliansi Jurnalis Indonesia membuat sebuah program hibah liputan yang dinamakan Fellowship. Hibah ini, bertujuan untuk membekali dan memfasilitasi jurnalis dalam melakukan peliputan yang bertema ekosistem riset di Indonesia, serta mendorong kebijakan yang berbasis bukti untuk memperkaya informasi dan mempertajam pemahaman terkait dengan Evidence Based Policy. Saat ini, ketersediaan data di pemerintahan dan upaya dalam memperbaiki sistem riset di Indonesia memang masih banyak mengalami kendala. Contohnya seperti anggaran yang kecil, hingga sistem birokrasi dalam proses penelitian yang lebih sulit dibandingkan dengan substansi penelitiannya itu sendiri. Kendala seperti itu lah yang membuat daya tarik para peneliti dalam melakukan penelitian menjadi berkurang.
Maka, Yanuar Nugroho selaku Penasihat Senior Centre for Innovation and Policy Governance, mengatakan bahwa ekosistem pengetahuan dan inovasi saat ini menjadi penting. Untuk membentuk ekosistem pengetahuan dan inovasi, modal yang paling besar adalah pembangunan manusia dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dimana, ini dapat merujuk kepada prinsip-prinsip pentingnya penggunaan data sebagai bukti untuk membuat dan memastikan bahwa seluruh kebijakan dan rencana pembangunan dapat disusun berdasarkan pengetahuan dan kebutuhan yang benar terjadi di masyarakat yang berdasarkan dengan faktor sosial, budaya, teknologi, dan faktor lainnya. Jika ekosistem pengetahuan dan inovasi berhasil dijalankan, maka perubahan substansi dan proses pembuatan atau pengambilan keputusan sebuah kebijakan dapat dilaksanakan dengan baik. [1]
Ekosistem dalam riset merupakan sebuah hasil sekaligus prasyarat. Beragam fungsi dan aktor ada di dalam ekosistem riset, mulai dari riset dasar hingga terapan yang mendorong munculnya inovasi serta perubahan kebijakan di dalam atau di luar perguruan tinggi dan lembaga penelitian. Untuk menjamin kualitas riset yang baik, diperlukan pendanaan riset yang kompetitif, dan kualitas riset juga memiliki kaitan dengan pemanfaatan hasil riset itu sendiri.[2] Ini menjadi hal penting, mengingat riset merupakan kebutuhan mendasar yang dibutuhkan untuk peningkatan produktivitas nasional yang unggul dan berdaya saing, dan pemerintah akan mengalokasikan dana abadi untuk penelitian. Dana ini nantinya akan digunakan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas riset, terutama untuk penelitian yang memiliki potensi dampak yang besar.[3]
Jika dikaitkan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), pembangunan ekosistem riset yang baik akan berkontribusi kepada TPB 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur), serta TPB 16 (Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh). Dengan mengembangkan infrastruktur dan memperkuat riset ilmiah yang berkualitas dan dapat diandalkan, ini dapat mendorong Indonesia untuk bisa membuat kebijakan yang berdasarkan dengan data dan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Adanya kelembagaan riset yang tangguh, ini dapat membantu jurnalis atau media untuk menggambarkan dan menyampaikan informasi kepada masyarakat yang dilandasi dengan data dari hasil riset yang akurat.
Kontributor: Marsha Nabila
Sumber:
[1] AJI Indonesia. 2020. Webinar: Membangun Ekosistem Riset, Dimana Peran Media/Jurnalis. Diakses dari: https://youtu.be/xuHRPUfbY1E
[2] Lanskap Indonesia. 2019. Membangun Ekosistem Riset di Indonesia. Diakses dari: https://lanskapindonesia.co/2019/02/21/membangun-ekosistem-riset-di-indonesia/
[3] Kompas. 2019. Membangun Ekosistem Riset Indonesia-Diaspora Berdampak Global. Diakses dari: https://edukasi.kompas.com/read/2019/08/19/21511941/membangun-ekosistem-riset-indonesia-diaspora-berdampak-global?page=all
Sumber Gambar: Freepik.com